semangatku
[Type the company name]
|
Nurdewi Sulymbona Amd.Keb |
|
KONSEP DASAR
ASUHAN KEHAMILAN / ANC
|
LATAR BELAKANG
Masalah kematian ibu dan bayi di
Indonesia yang masih tinggi merupakan focus utama pemecahan masalah kesehatan
di Indonesia. Menurut survey Demografi Kesehatan Indonesia pada tahun 1997
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 334 per 100 000 kelahiran hidup
dan Angka Kematian Bayi adalah 52 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian
Neonatal adalah 25 per 1000 kelahiran hidup (Standar Pelayanan Kebidanan,
DepKes RI, 2001 dan Saifuddin, 2002).
Selanjutnya angka kematian tersebut mengalami penurunan yang lambat menjadi sebanyak
307 / 100.000 KH untuk AKI dan AKB sebanyak 35 / 1000 KH ( SDKI 2002 /
2003 ).
Penyebab secara langsung tingginya AKI
adalah perdarahan post partum, infeksi, dan preeklamsi/eklamsia. Dari 5.600.000
wanita hamil di Indonesia, sejumlah 27 % akan mengalami komplikasi atau masalah
yang bisa berakibat fatal (Survey Demografi dan kesehatan, 1997). Kehamilan
dapat berkembang menjadi masalah atau membawa resiko bagi ibu. WHO
memperkirakan bahwa sekitar 15 % dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang
menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam
jiwanya. Sebagian besar penyebab tersebut dapat dicegah melalui pemberian
asuhan kehamilan yang berkualitas.
FILOSOFI ASUHAN KEHAMILAN
Filosofi adalah
pernyataan mengenai keyakinan dan nilai/value yang dimiliki yang
berpengaruh terhadap perilaku seseorang/kelompok (Pearson & Vaughan, 1986
cit. Bryar, 1995:17). Filosofi asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan yang
dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan
asuhan kebidanan pada klien selama masa kehamilan. Dalam
filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan mewarnai
asuhan itu.
1.
Kehamilan merupakan proses
yang alamiah
Perubahan-perubahan
yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis,
bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang
meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari
kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak
terbukti manfaatnya.
2.
Asuhan kehamilan mengutamakan
kesinambungan pelayanan (continuity of care)
Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan
pelayanan dari seorang profesional yang
sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka
perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga
mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si
pemberi asuhan (Enkin, 2000).
3.
Pelayanan yang terpusat pada
wanita (women centered) serta keluarga (family centered)
Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam
arti bahwa asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan
kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya
melibatkan ibu hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu
sangat penting bagi ibu sebab keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan
dari ibu hamil. Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh
keluarga. Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh
anggota keluarga. Selain itu, keluarga
juga merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat memberikan dukungan
yang kuat bagi anggotanya. (Lowdermilk, Perry, Bobak, 2000). Dalam hal
pengambilan keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu,
keluarganya, dan bidan, dengan ibu
sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Ibu mempunyai hak
untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh
pelayanan kebidanannya.
4.
Asuhan kehamilan menghargai
hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan/pengalaman yang
berhubungan dengan kehamilannya
Tenaga
profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil,
karenanya ibu hamil perlu mendapat informasi
dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri secara benar. Perempuan
harus diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan.
LINGKUP ASUHAN KEHAMILAN
Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi asuhan kehamilan normal dan
identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan resiko
tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan
PRINSIP-PRINSIP POKOK ASUHAN KEHAMILAN
1.
Kehamilan
dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat.
Sebagai
bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu serta melindungi
proses kehamilan & kelahiran normal adalah yang paling sesuai bagi sebagian
besar wanita. Tidak perlu melakukan intervensi yang tidak didukung oleh bukti
ilmiah (evidence-based practice).
2.
Pemberdayaan.
Ibu adalah
pelaku utama dalam asuhan kehamilan. Oleh karena itu, bidan harus memberdayakan
ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan pengetahuan & pengalaman mereka
melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan menolong diri sendiri pada
kondisi tertentu. Hindarkan sikap negatif dan banyak mengkritik.
3.
Otonomi.
Pengambil
keputusan adalah ibu & keluarga. Untuk dapat mengambil suatu keputusan
mereka memerlukan informasi. Bidan harus memberikan informasi yang akurat
tentang resiko dan manfaat dari semua prosedur, obat-obatan, maupun
test/pemeriksaan sebelum mereka memutuskan untuk menyetujuinya. Bidan juga
harus membantu ibu dalam membuat suatu keputusan tentang apa yang terbaik bagi
ibu & bayinya berdasarkan sistem nilai dan kepercayaan ibu/keluarga.
4.
Tidak
membahayakan
Intervensi
harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan sebagai rutinitas
sebab test-test rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan dapat
membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus tahu kapan ia harus
melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah aman berdasarkan
bukti ilmiah.
5.
Tanggung
jawab
Asuhan
kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu, analisa, dan
pertimbangan yang matang. Akibat yang timbul dari tindakan yang dilakukan
menjadi tanggungan bidan. Pelayanan yang diberikan harus berdasarkan kebutuhan
ibu & janin, bukan atas kebutuhan bidan. Asuhan yang berkualitas, berfokus
pada klien, dan sayang ibu serta berdasarkan bukti ilmiah terkini (praktek
terbaik) menjadi tanggung jawab semua profesional bidan.
SEJARAH ASUHAN KEHAMILAN
Sejarah asuhan kehamilan sejalan dengan perkembangan dunia
kebidanan secara umum. Dimana dunia menyadari bahwa persalinan akan berjalan lancar apabila adanya
peningkatan pelayanan antenatal care. Boombing terjadi pada tahun 1980-an seiring dengan munculnya
safe motherhood dan making pregnancy safer.
TUJUAN ASUHAN KEHAMILAN
Tujuan
utama ANC adalah menurunakn/mencegah kesakitan dan kematian maternal dan
perinatal. Adapun tujuan khususnya adalah :
1.
Memonitor
kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu & perkembangan bayi yang
normal.
2.
Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan
memberikan penatalaksanaan yang diperlukan.
3.
Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan
dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis
untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi.
REFOCUSING ASUHAN KEHAMILAN
Hasil
survey kesehatan rumahtangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan angka kematian ibu
sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebab utama adalah
perdarahan, infeksi dan eklampsia. Sebenarnya bidan memiliki peran penting
dalam mencegah dan atau menangani setiap kondisi yang mengancam jiwa ini
melalui beberapa intervensi yang merupakan komponen penting dalam ANC seperti :
mengukur tekanan darah, memeriksa kadar proteinuria, mendeteksi tanda-tanda
awal perdarahan/infeksi, maupun deteksi
& penanganan awal terhadap anemia. Namun ternyata banyak komponen ANC yang
rutin dilaksanakan tersebut tidak
efektif untuk menurunkan angka kematian maternal & perinatal.
Fokus lama ANC :
1.
Mengumpulkan
data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan merujuknya untuk
mendapatkan asuhan khusus.
2.
Temuan-temuan
fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, posisi & presentasi janin di
bawah usia 36 minggu dsb) yang memperkirakan kategori resiko ibu.
3.
Pengajaran
/pendidikan kesehatan yang ditujukan
untuk mencegah resiko/komplikasi
Hasil-hasil
penelitian yang dikaji oleh WHO (Maternal Neonatal Health) menunjukkan bahwa :
1.
Pendekatan
resiko mempunyai bila prediksi yang buruk karena kita tidak bisa membedakan ibu
yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Hasil studi di Kasango (Zaire)
membuktikan bahwa 71% ibu yang mengalami partus macet tidak terprediksi
sebelumnya, dan 90% ibu yang diidentifikasi sebagai beresiko tinggi tidak
pernah mengalami komplikasi.
2.
Banyak
ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah mengalami
komplikasi, sementara mereka telah memakai sumber daya yang cukup mahal dan
jarang didapat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu
yang tergolong dalam kategori resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi
komplikasi yang terjadi (Enkin, 2000 : 22).
3.
Memberikan
keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong kelompok resiko rendah mengalami
komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang
dapat dilakukannya.
Pelajaran
yang dapat diambil dari pendekatan resiko :adalah bahwa setiap bumil beresiko
mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehinggasetiap
bumil harus mempunyai akses asuhan
kehamilan dan persalinan yang berkualitas. Karenanya, fokus ANC perlu
diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan lebih efektif dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil.
ISI REFOCUSING ANC
Penolong
yang terampil/terlatih harus selalu tersedia untuk :
1.
Membantu
setiap bumil & keluarganya membuat perencanaan persalinan : petugas
kesehatan yang terampil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang baik selama
hamil, perlengkapan esensial untuk ibu-bayi). Penolong persalinan yang terampil
menjamin asuhan normal yang aman sehingga mencegah komplikasi yang mengancam
jiwa serta dapat segera mengenali masalah dan merespon dengan tepat.
2.
Membantu
setiap bumil & keluarganya mempersiapkan diri menghadapi komplikasi (deteksi dini, menentukan orang yang akan
membuat keputusan, dana kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi, donor
darah,) pada setiap kunjungan. Jika setiap bumil sudah mempersiapkan diri
sebelum terjadi komplikasi maka waktu penyelamatan jiwa tidak akan banyak
terbuang untuk membuat keputusan, mencari transportasi, biaya, donor darah, dsb.
3.
Melakukan
skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan RS (riwayat SC,
IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia mempunyai kondisi yang memerlukan
kelahiran di RS akan berada di RS saat persalinan, sehingga kematian karena
penundaan keputusan, keputusan yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal
jangkauan akan dapat dicegah.
4.
Mendeteksi
& menangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan pervaginam, anemia berat,
penyakit menular seksual, tuberkulosis, malaria, dsb).
5.
Mendeteksi
kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan letak/presentasi abnormal
setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan kelahiran operatif akan sudah mempunyai
jangkauan pada penolong yang terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
6.
Memberikan
imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian BBL karena tetanus.
7.
Memberikan
suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia ringan yang terjadi pada
bumil adalah anemia defisiensi zat besi & asam folat.
Untuk
populasi tertentu:
1.
Profilaksis cacing tambang (penanganan presumtif)
untuk menurunkan insidens anemia berat,
2.
Pencegahan/ terapi preventif malaria untuk menurunkan resiko terkena malaria di daerah
endemik
3.
Suplementasi yodium
4.
Suplementasi vitamin A
STANDARD ASUHAN KEHAMILAN
Sebagai
profesional bidan, dalam melaksanakan prakteknya harus sesuai dengan standard
pelayanan kebidanan yang berlaku. Standard mencerminkan norma, pengetahuan dan
tingkat kinerja yang telah disepakati oleh profesi. Penerapan standard
pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat karena penilaian terhadap proses
dan hasil pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang jelas. Kelalaian dalam
praktek terjadi bila pelayanan yang diberikan tidak memenuhi standard dan terbukti membahayakan.
Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti sebagai berikut:
1.
Standar
3; Identifikasi ibu hamil
Bidan
melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala
untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya
agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara
teratur.
2.
Standar
4: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan
memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesa
dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan,
khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan
pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehtan serta tugas terkait lainnya
yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada
setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil
tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
3.
Standar
5: Palpasi Abdominal
Bidan
melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan plapasi untuk
memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa
posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga
panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4.
Standar
6: pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan
melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau rujukan semua
kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5.
Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi
pada Kehamilan
Bidan
menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda tanda serta gejala preeklamsia lainnya, seta mengambil tindakan
yang tepat dan merujuknya.
6.
Standar
8: Persiapan Persalinan
Bidan
memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan
aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba tiba terjadi keadaan
gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
(Standard Pelayanan Kebidanan,
IBI, 2002)
TIPE PELAYANAN ASUHAN KEHAMILAN
1.
Independent
Midwive/ BPS
Center
pelayanan kebidanan berada pada bidan. Ruang lingkup dan wewenang asuhan sesuai dengan
kepmenkes 900/ 2002. Dimana bidan memberikan asuhan kebidanan secara normal dan
asuhan kebidanan “bisa diberikan” dalam wewenang dan batas yang jelas.
Sistem rujukan dilakukan apabila ditemukan komplikasi atau resiko tinggi
kehamilan. Rujukan ditujukan pada sistem pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
2.
Obstetrician
and Gynecological Care
Center
pelayanan kebidanan berada pada SPOG. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi
fisiologi dan patologi. Rujukuan dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi dan
mempunyai kelengkapan sesuai dengan yang diharapkan.
3.
Public
Health Center/ Puskemas
Center
pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan dokter umum. Lingkup pelayanan
kebidanan meliputi fisiologi dan patologi sesuai dengan pelayanan yang
tersedia. Rujukan dilakukan pada system
yang lebih tinggi.
4.
Hospital
Center
pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan SPOG. Lingkup pelayanan
kebidanan meliputi fisiologi dan patologi yang disesuaikan dengan pelayanan
kebidanan yang tersedia. Rujukan
ditujukan pada rumah sakit yang lebih tinggi tipenya.
5.
Rumah
Bersalin
Center
pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan SPOG sebagai konsultant.
Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi yang disesuaikan
dengan pelayanan yang tersedia. Rujukan
ditujukan pada system pelayanan yang lebih tinggi.
HAK-HAK IBU DALAM LAYANAN ANC
Hak-hak
ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan (Saifuddin, 2002), yaitu :
1.
Mendapatkan
keterangan mengenai kondisi
kesehatannya. Informasi harus diberikan langsung kepada klien (dan
keluarganya).
2.
Mendiskusikan
keprihatinannya, kondisinya, harapannya
terhadap sistem pelayanan, dalam
lingkungan yang dapat ia percaya. Proses
ini berlangsung secara pribadi dan didasari rasa saling percaya.
3.
Mengetahui
sebelumnya jenis prosedur yang akan
dilakukan terhadapnya.
4.
Mendapatkan pelayanan secara pribadi / dihormati
privasinya dalam setiap pelaksanaan prosedur.
5.
Menerima
layanan senyaman mungkin.
6.
Menyatakan
pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterimanya.
TENAGA PROFESSIONAL ASUHAN
KEHAMILAN
1.
Bidan/ midwives
2.
Dokter umum
3.
SPOG/ dokter spesialis obstetric dan ginekology
4.
Team/ antara dokter dan bidan
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN
DALAM ASUHAN KEHAMILAN
Peran
dan tanggungjawab bidan dalam memberikan asuhan kehamilan adalah:
1.
Membantu
ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang mungkin
terjadi
2.
Mendeteksi
dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul selama kehamilan, baik yang
bersifat medis, bedah maupun tindakan obstetric
3.
Meningkatkan
dan memelihara kesehatan fisik, mental dan social ibu serta bayi dengan
memberikan pendidikan, suplemen dan immunisasi.
4.
Membantu
mempersiapkan ibu untuk memnyususi bayi, melalui masa nifas yang normal serta
menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan social.
TREND & ISSUE TERKINI DALAM ANC
1.
Keterlibatan
klien dalam perawatan diri sendiri (self care)
Kesadaran
dan tanggung jawab klien terhadap
perawatan diri sendiri selama hamil
semakin meningkat. Klien tidak lagi hanya menerima dan mematuhi anjuran
petugas kesehatan secara pasif. Kecenderungan saat ini klien lebih aktif dalam
mencari informasi, berperan secara aktif
dalam perawatan diri dan merubah perilaku untuk mendapatkan outcome kehamilan
yang lebih baik. Perubahan yang nyata terjadi terutama di kota-kota besar
dimana klinik ANC baik itu milik perorangan, yayasan swasta maupun pemerintah
sudah mulai memberikan pelayanan kursus/kelas prapersalinan bagi para calon
ibu. Kemampuan klien dalam merawat diri sendiri dipandang sangat menguntungkan
baik bagi klien maupun sistem pelayanan kesehatan karena potensinya yang dapat
menekan biaya perawatan.
Dalam hal
pilihan pelayanan yang diterima, ibu hamil dapat memilih tenaga profesional yang berkualitas &
dapat dipercaya sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kondisi sosio-ekonomi
mereka.
2.
ANC
pada usia kehamilan lebih dini
Data
statistik mengenai kunjungan ANC trimester pertama menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Hal ini sangat baik sebab memungkinkan profesional kesehatan mendeteksi dini dan
segera menangani masalah-masalah yang timbul sejak awal kehamilan. Kesempatan
untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang perubahan perilaku yang
diperlukan selama hamil juga lebih banyak.
3.
Praktek
yang berdasarkan bukti (evidence-based practice)
Praktek
kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian
dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia.
Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi. Sesuai dengan
evidence-based practice, pemerintah telah menetapkan program kebijakan ANC
sebagai berikut:
a.
Kunjungan ANC
Dilakukan minimal 4 x selama
kehamilan :
Kunjungan |
Waktu
|
Alasan
|
Trimester
I
|
Sebelum
14 minggu
|
–
Mendeteksi masalah yg dapat ditangani sebelum
membahayakan jiwa.
–
Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal,
anemia, kebiasaan tradisional yang berbahaya)
–
Membangun hubungan saling percaya
–
Memulai persiapan kelahiran & kesiapan
menghadapi komplikasi.
–
Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan ,
olahraga, istirahat, seks, dsb).
|
Trimester
II
|
14
– 28 minggu
|
–
Sama dengan trimester I ditambah: kewaspadaan
khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau TD,
evaluasi edema, proteinuria)
|
Trimester
III
|
28
– 36 minggu
|
– Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.
|
Setelah
36 minggu
|
– Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi
yang memerlukan persalinan di RS.
|
b. Pemberian suplemen mikronutrien :
Tablet
yang mengandung FeSO4 320 mg (= zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg sebanyak 1 tablet/hari segera setelah rasa mual hilang.
Pemberian selama 90 hari (3 bulan). Ibu harus dinasehati agar tidak meminumnya
bersama teh / kopi agar tidak mengganggu penyerapannya.
c. Imunisasi TT 0,5 cc
|
Interval
|
Lama perlindungan
|
% perlindungan
|
TT 1
|
Pada kunjungan ANC pertama |
-
|
-
|
TT 2
|
4 mgg setelah TT 1
|
3 tahun
|
80%
|
TT 3
|
6 bln setelah TT 2
|
5 tahun
|
95%
|
TT 4
|
1 tahun setelah TT 3
|
10 tahun
|
99%
|
TT 5 |
1 tahun setelah TT 4
|
25 th/ seumur hidup
|
99%
|
TERMINOLOGI
YANG UMUM PADA ANC ( Untuk Role Play)
1.
Abortus
adalah pengeluaran buah kehamilan (hasil konsepsi) sebelum akhir minggu ke 20.
2.
ANC(antenatal
care) adalah asuhan yang diberikan untuk ibu sebelum persalinan atau prenatal
care
3.
Antenatal
/ antepartum adalah sebelum persalinan
4.
Neonatal dini adalah tujuh hari pertama setelah bayi
lahir (usia bayi 0-7 hari)
5.
Ektopik
adalah suatu kehamilan yang terjadi diluar rahim
6.
DJJ
(Detak Jantung Janin): dihitung selama 1 menit dengan nilai normal 120 sampai
160 permenit
7.
Gestasi
adalah usia kehamilan atau lamanya waktu sejak konsepsi
8.
Gravida
adalah jumlah berapa kali seorang wanita hamil / jumlah kehamilan
9.
HB/
haemoglobin adalah salah satu tindakan laboratorium yang dilakukan pada masa
antenatal care
10.
Intrapartum
adalah selama dalam persalinan
11.
IUFD
adalah Intra Uterine Fetal Death atau kematian janin dalam rahim
12.
IUGR
atau Intra Uterine Growth retardation/ Restriction adalah pertumbuhan janin
yang terlambat didalam rahim
13.
LMP
adalah Last Menstrual period atau hari pertama haid terakhir
14.
Multigravida
adalah seorang wanita yang sudah pernah hamil 2 kali atau lebih
15.
Multipara
adalah seorang wanita yang sudah mengalami hamil dengan usia kehamilan minimal
28 minggu dan telah melahirkan buah kehamilannya 2 kali atau lebih
16.
Neonatal adalah 28 hari pertama setelah bayi lahir (usia
bayi 0-28 hari)
17.
Nulligravida
adalah seorang wanita yang belum pernah hamil
18.
Nullipara
adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan dengan usia kehamilan lebih
dari 28 minggu/ belum pernah melahirkan janin yang mampu hidup diluar rahim
19.
Paritas
atau para adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup
diluar rahim (28 minggu)
20.
Parturience
adalah seorang wanita yang sedang dalam persalinan
21.
Parturient
atau confinement adalah proses persalinan dan kelahiran
22.
Perinatal
adalah periode antara 28 minggu usia
kehamilan dan hari ke 28 setelah bayi lahir
23.
Postnatal atau postpartum adalah masa setelah persalinan
24.
PPH atau Postpartum Hemorrhage adalah perdarahan yang
hebat se5telah persalinan / perdarahan paska persalahan
25.
Premature
adalah seorang bayi yang lahir pada usia kehamilan antara 28 dan 37 minggu
26.
Prenatal
adalah selama kehamilan
27.
Primigravida
adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya
28.
Primipara
adalah seorang wanita yang baru pertama kali melahirkan dimana janin mencapai
usia kehamilan 28 minggu atau lebih
29.
Aterm
atau full term adalah seorang bayi yang lahir setelah usia kehamilan 37 minggu
30.
Trimester
adalah periode selama 3 bulan
(Buku
Panduan Asuhan pada Antenatal, Depkes RI, 2000)
ALAT EVALUASI
|
- Jelaskan salah satu filosofi dalam asuhan kehamilan!
- Sebutkan lingkup asuhan kehamilan!
- Sebutkan 3 dari 5 prinsip pokok dalam asuhan kehamilan!
- Sebutkan tujuan ANC!
- Mengapa refocusing dalam ANC itu diperlukan?
- Uraikan standart palpasi abdominal menurut Standart Pelayanan Kebidanan, IBI, 2002!
- Sebutkan tipe –tipe pelayanan ANC!
- Apa saja hak hak wanita hamil dalam ANC?
- Siapa saja tenaga professional dalam pelayanan ANC?
- Apa peran dan tanggung jawab bidan dalam ANC?
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ANATOMI DAN
FISOLOGI
ORGAN
REPRODUKSI WANITA
|
ANATOMI PANGGUL WANITA
• Bagian lunak panggul wanita
–
Membentuk lapisan dalam
jalan lahir
–
Penyangga alat genitalia agar tetap dalam
posisi yang normal saat hamil maupun saat kala nifas
–
Saat persalinan, berperan dalam
proses kelahiran dan kala uri.
PANGGUL BESAR
A.
Bagian Keras
1.
Tulang
pangkal, paha terdiri dari 3 tulang yang berhubungan satu sama lain pada
acetabulum ialah cawan untuk kepala tulang paha (caput femoris).
a.
Tulang
Usus (os ilium)
Merupakan tulang besar dari
panggul dan membentuk bagian atas dan belakang dari panggul. Pada os ilium
terdapat lajur yaitu linea innominata (linea terminalis) yang menjadi batas
antara panggul besar dan panggul kecil.
b.
Tulang
duduk (os ischium)
Terdapat disebelah bawah dari
tulang usus. Pinggir belakang berduri yaitu spina ischiadica. Dibawah spina
ischiadica terdapat incisura ischiadica minor. Pinggir bawah tulang duduk
sangat tebal, bagian inilah yang mendukung berat badan kalau kita duduk dan
disebut tuber ischidiacum.
c.
Tulang
kemaluan (os pubis)
Terletak dibawah dan didepan dari
tulang usus. Dengan tulang ini membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul
yang disebut foramen obturatorium, tangkai tulang kemaluan yang berhubungan
dengan tulang usus disebut ramus superior ossis pubis, sedang yang berhubungan
dengan tulang duduk disebut ramus inferior ossis pubis. Ramus kiri kanan
membentuk arcus pubis. Sedang hubungan antara kanan dan kiri disebut symphisis.
2.
Tulang
Kelangkangan
Tulang ini berbentuk segitiga
dengan lebar di bagian atas dan mengecil di bagian bawah. Tulang ini terletak
diantara kedua tulang pangkal paha yang mempunyai ciri :
a.
Terdiri dari 5 ruas tulang yang berhubungan erat.
b.
Permukaan depan licin dengan lengkungan dari atas
kebawah dan dari kanan maupun kiri.
c.
Di kanan dan kiri, garis tengah terdapat lubang yang akan
dilalui saraf foramina sacralia anterior.
d.
Tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pinggang ruas
ke 5
e.
Tulang kelangkang yang paling atas mempunyai tonjolan
besar ke depan disebut promontorium.
f.
Kesamping tulang kelangkang berhubungan dengan tulang
pangkal paha melalui artikulasio sacro iliaca.
g.
Ke bawah tulang kelangkang berhubungan dengan tulang
tungging.
3.
Tulang
Tungging
Bentuknya segitiga dan terdiri
dari 5 ruas yang bersatu, pada waktu persalinan ujung tulang ini dapat ditolak
sedikit ke belakang sehingga ukuran panggul bertambah besar.
B.
Bagian Lunak
Yang membentuk dasar panggul
disebut diafragma pelvis diafragma pelvis ini dibentuk oleh:
1.
Pars muskularis levator ani
yang terdiri dari :
a.
Muskulus pubo coccygeus dari ossis pubis ke septum
anococcygeum
b.
Muskulus ilio coccygeus, dari arcus tendineus muskulus
levator ani ke oss coccygeus dan septum anococcygeum
c.
Muskulus ischiococcygeus dari spina ischiadica ke pinggir
oss sacrum dan oss coccygis.
2.
Pars membranasea
a.
Hiatus urogenitalis
–
Terletak antara kedua
muskulus pubococcygeus
–
Berbentuk segitiga
b.
Diafragma urogenitalis
–
Menutupi hiatus urogenitalis
–
Dibagian depannya ditembus
oleh uretra dan vagina
3.
Regio perineum
Merupakan bagian permukaan pintu
bawah panggul terbagi menjadi :
a.
Bagian anal (sebelah belakang)
Terdapat muskulus sfingter ani eksternum
yang mengelilingi anus dan liang senggama bagian bawah.
b.
Regio urogenitalis
Terdapat muskulus ischiocavernosus dan
muskulus transversus perinei supervisialis.
Ligamen-ligamen yang penting adalah :
1.
Ligamen sacro-iliaca
2.
Ligamen sacro-spinosum
3.
Ligamen sacro-tuberosum
I. PANGGUL KECIL (PELVIS MINOR)
Panggul kecil dalam ilmu kebidanan
mempunyai arti penting karena merupakan tempat alat reproduksi wanita dan
membentuk jalan lahir. Jalan lahir berbentuk corong dengan luas bidang yang berbeda-beda
sehingga dapat menentukan posisi dan letak terendah janin yang melalui jalan
lahir itu.
Ciri-ciri khas jalan lahir adalah
sebagai berikut :
•
Terdiri dari 4 bidang :
–
Pintu atas panggul
–
Bidang terluas panggul
–
Bidang tersempit panggul
–
Pintu bawah panggul
•
Jalan lahir merupakan corong yang melengkung kedepan
dengan sifat:
–
Jalan lahir depan panjangnya 4,5cm
–
Jalan lahir belakang panjangnya 12,5cm
–
Pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul
seolah berputar 90 derajat
–
Bidang putar pintu atas panggul menjadi pintu bawah
panggul terjadi pada bidang tersempit
–
Pintu bawah panggul bukan merupakan satu bidang, tetapi 2
segitiga dengan dasar pada :
Segitiga belakang pangkal
(dasar) pada tuber ossis ischii dan
ujung belakangnya os. sacrum.
Segitiga depannya dengan ujung
(puncak) pada simpisis pubis.
a. Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul merupakan bulatan
oval dengan panjang
kesamping dan di batasi oleh :
•
Promontorium
•
Sayap os. sacrum
•
Linea terminalis kanan kiri
•
Pintu atas symphisis pubis
Pada pintu atas
panggul (PAP) ditentukan 5 ukuran penting, yaitu :
1. Conjugata vera : dari
tepi atas simpisis pubis sampai dengan
promontorium ukurannya 11 cm. Tidak dapat diukur secara
langsung, tetapi ukurannya dapat diperhitungkan melalui
pengukuran konjugata diagonalis. Panjang konjugata
diagonalis antara promontorium dan tepi bawah symphisis
pubis.
Konjugata vera (CV) = CD-1,5cm. konjugata obstetrika
yaitu
ukuran antara promontorium dengan tonjolan symphisis
pubis.
2. Conjugata obstetric : antara facies anterior simpisis pubis
sampai dengan promontorium
ukurannya 12 – 12,5 cm.
3. Conjugata diagonalis : antara tepi bawah simpisis pubis
sampai
dengan promontorium ukurannya 13 cm.
4. Diameter transversa : antara
linea terminalis kanan dan kiri
ukurannya
13 cm.
5. Diameter oblique : antara articulation sacro iliaca sampai
dengan eminensia ilio pubica
ukurannya 12 – 12,75 cm.
b. Bidang Terluas Panggul
Merupakan bidang
dengan ukuran-ukuran terbesar. Bidang ini terbentang antara pertengahan
symphisis, pertengahan asetabulum, dan pertemuan antara ruas kedua dan ketiga
tulang belakang. Ukuran muka belakang 11,75 cm, ukuran melintang 12,5 cm.
c. Bidang Sempit Panggul
Bidang ini mempunyai
ukuran-ukuran terkecil jalan lahir. Membentang setinggi tepi bawah symphisis
menuju kedua spina ischiadika dan memotong tulang kelangkang setinggi 1-2 cm di
atas ujungnya. Ukuran muka belakang 11,5 cm dan ukuran melintangnya 10cm.
Bidang ini merupakan titik putar dari PAP menjadi PBP. Kesempitan PBP biasanya
di sertai kesempitan bidang sempit panggul.
d. Pintu Bawah Panggul
PBP
terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama :
•
Segitiga depan : dasarnya tuber ossis ischiadica dengan
di batasi arcus pubis.
•
Segitiga belakang : dasarnya tuber ossis ischiadica
dengan dibatasi oleh ligamentum sacrotuberosum kanan dan kiri.
BIDANG
HODGE
Adalah bidang khayal
untuk menentukan seberapa jauh bagian depan anak turun kedalam rongga panggul :
•
HODGE I =
bidang horizontal yang melalui PAP dan tepi atas symphisis.
•
HODGE II =
sejajar dengan PAP dan Hodge I melalui tepi bawah symphisis.
•
HODGE III =
sejajar dengan PAP, Hodge I dan Hodge II dan melalui spina ischiadica
•
HODGE IV =
sejajar dengan PAP, Hodge I, Hodge II, Hodge III dan melalui ujung os.
Coccygeus.
BENTUK
PANGGUL
CALDWELL-MOLOY
mengemukakan 4 bentuk dasar panggul yang didasarkan pada bentuk segmen
posterior dan anterior dari PAP yaitu :
- Panggul gynecoid : Berbentuk bulat / oval dan dan terdapat pada wanita.
- Panggul android : Bentuk panggul yang terdapat pada laki-laki.
- Panggul anthropoid : Berbentuk panjang, sempit dan biasanya terdapat pada kera.
- Panggul platypelloid : Berbentuk pipih transversal.
ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA INTERNA DAN
EKSTERNA
Organ-organ reproduksi membentuk apa
yang dikenal sebagai traktus genitalis yang berhubungan dengan traktus
urinarius. Pada perempuan traktus genitalis erat hubungannya dengan rongga
peritoneum. Organ perempuan untuk pembentukan keturunan dapat dibagi dalam dua
kelompok
yaitu :
A. Genitalia Externa
Yaitu alat
kandungan yang dapat dilihat dari luar bila wanita dalam posisi litotomi yang
berfungsi untuk kopulasi { persetubuhan
}.
Meliputi semua organ yang didapatkan antara os pubis, ramus
inferior dan perineum. Pada umumnya disebut Vulva, ialah :
1. Mons Veneris / mons pubis
Mons Veneris atau yang
disebut juga dengan Tundun adalah sebuah bantalan lemak yang terletak di depan
simfisis pubis. Setelah pubertas kulit dari Mons Veneris tertutup oleh rambut.
2. Labia Mayora
Adalah dua lipatan tebal yang
membentuk sisi vulva dan terdiri atas kulit dan lemak,jaringan otot polos,
pembuluh darah dan serabut saraf. Labia Mayora Sinistra dan dextra bersatu di
sebelah belakang dan merupakan batas depan dari perineum, disebut Commisura
Posterior (frenulum). Labia Mayora terdiri dari dua permukaan yaitu :
•
Facies eksterna, menyerupai kulit biasa dan berambut
•
Facies interna , menyerupai selaput lendir dan mengandung
kelenjar sebacea
3. Labia Minor
Merupakan lipatan kulit yang terdapat
diantara kedua labium Minora. Membentang dari clitoris sampai ke orificium
vagina. Kearah anterior, labium Minus melintasi Clitoris sebagai preputium
clitoridis. Pada bagian ini terdapat banyak pembuluh darah, otot polos dan
ujung serabut saraf.
4. Clitoris
Homolog dengan penis pria.
Letaknya anterior dalam Vestibula. Mengandung banyak urat-urat saraf sensoris,
dan pembuluh-pembuluh darah. Kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabai rawit
dan ditutupi Frenulum Clitoridis. Glans Clitoris berisi jaringan yang dapat
berereksi, sifatnya amat sensitive karena memiliki serabut saraf.
5. Vestibulum { serambi }
Merupakan rongga yang berada
disebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, disebelah anterior dibatasi
oleh clitoris, disebelah dorsal dibatasi oleh fourchet. Pada Vestibulum
terdapat Muara-muara dari vagina urethra dan terdapat pula 4 lubang kecil yaitu
:
Dua muara dari
Kelenjar Bartholoni yang terdapat di samping dan agak kebelakang dari introitus
vaginae.
Dua muara dari
kelenjar Skene di samping dan agak dorsal dari Urethra.
6. Glandula Vestibularis Majora
Merupakan kelenjar terpenting di
daerah vulva dan vagina. Mengeluarkan secret Mucus terutama pada waktu Coitus {
berhubungan seksual }. Terletak di kanan
dan kiri ostium vagina.
7. Hymen
Berupa lapisan tipis dan menutupi
sebagian besar dari introitus vaginae.
Ada 4 macam bentuk Hymen yaitu :
•
Hymen anullaris ( melingkar seperti cincin )
•
Hymen seminullaris ( seperti bulan sabit )
•
Hymen cribriformis ( seperti saringan tahu )
•
Hymen imperforata ( tertutup / tidak berlubang ).
Penyakit yang bisa
timbul dari Organ ini adalah Hematocolpos yaitu Sebuah penyakit yang timbul
karena darah menstruasi tidak dapat mengalir keluar karena tertahan oleh hymen
yang tidak berlubang. Lubang-lubang pada hymen berfungsi sebagai tempat
keluarnya sekret dan darah haid.
8. Urethra
Merupakan saluran sempit yang
berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Lapisan urethra pada wanita terdiri dari :
•
Tunika muskularis ( sebelah luar )
•
Lapisan spongiosa merupakan pleksus dari vena-vena
•
Lapisan mukosa
( sebelah dalam )
B. Genitalia Interna
Suatu alat reproduksi yang berada didalam,
yang tidak dapat dilihat kecuali dengan jalan pembedahan. Alat genitalia bagian
dalam terdiri dari :
1. Vagina
Suatu saluran musculo-membranosa yang
menggambungkan uterus dengan Vulva. Terletak antara Kandung Kencing dan
Rectum.Ke dalam puncak vagina menonjol ujung dari cervix. Bagian dari cervix
yang menonjol dalam vagina disebut portio. Oleh portio ini puncak vagina di
bagi menjadi 4 bagian adalah fornix anterior, fornix posterior, dan fornix
lateral dextra dan sinistra.
Vagina
mempunyai faal penting :
•
Sebagai saluran keluar dari
uterus yang dapat mengalirkan darah waktu haid dan secret dari uterus.
•
Sebagai alat persetubuhan.
•
Sebagai jalan lahir pada waktu
partus.
Sel-sel dari
lapisan atas epitel vagina mengandung glikogen. Glikogen ini menghasilkan asam
susu oleh karena adanya basil-basil Doderlin hingga vagina mempunyai reaksi
asam dengan pH = 4,5 dan ini memberi proteksi terhadap invasi kuman-kuman
kulit.
–
2. Uterus
Uterus adalah
organ otot yang berdinding tebal yang berfungsi sebagai tempat implantasi ovum
yang telah dibuahi dan juga sebagai tempat perkembangan dan pemberian makanan
kepada Janin yang berada didalamnya.
Uterus
merupakan alat yang berongga dan berbentuk seperti buah pir dan terdiri dari 4
bagian :
·
Fundus
uteri : Bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal saluran yang berbentuk
segitiga.
·
Corpus
uteri : Bagian uterus yang terbesar pada saat hamil, bagian ini berfungsi
sebagai tempat berkembanya janin. Rongga yang terdapat pada corpus uteri
disebut cavum uteri atau rongga rahim.
•
Bagian dari corpus uteri antara
kedua pangkal tuba disebut fundus uteri (dasar rahim).
–
Isthmus uteri : Bagian antara
servix dan corpus atau bagian bawah rahim, bagian ini penting dalam kehamilan
dan persalinan karena akan mengalami peregangan. Bagian tersebut dapat melebar
selama kehamilan dan disebut, segment bawah uterus. Bagian cervix yang menonjol
ke dalam puncak vagina disebut portio vaginalis atau dengan singkat portio,
sedangkan bagian di atas portio vaginalis disebut portio supra vaginalis
–
Servix uteri : Terbagi menjadi
dua bagian yaitu pars supra vaginal dan pars vaginal / portio. Saluran yang
menghubungkan orifisium uteri interna dan ekstera di sebut canalis servicalis.
Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan :
o Perimetrium (lapisan peritoneum)
yang meliputi dinding uterus bagian luar.
o Myometrium (lapisan otot), merupakan
lapisan yang paling tebal.
§ Terdiri dari otot polos yang disusun sedemikian rupa
hingga
§ dapat mendorong isinya keluar pada persalinan. Diantara
§ serabut-serabut
otot terdapat pembuluh-pembuluh darah,
§ pembuluh lympa, dan urat syaraf.
o Endometrium
§ Merupakan lapisan bagian dalam dari corpus uteri yang
§ membatasi cavum uteri. Pada endometrium didapatkan lubang
§ lubang kecil, merupakan muara-muara dari saluran kelenjar
§ uterus yang dapat menghasilkan secret alkalis yang
membasahi
§ cavum uteri. Epitel endometrium berbentuk silindris.
Tebalnya,
§ susunannya dan faalnya berubah secara siklis karena
§ dipengaruhi hormon2 ovarium.
Ligamentum-Ligamentum disekitar uterus antara lain :
§
Ligamentum Latum
Dibentuk
oleh 2 lembar peritoneum untuk melapisi facies vesicalis, fundus dan facies
intestinalis dari Uterus dan meluas pada dinding lateral pelvs. Terletak di kanan kiri Uterus
meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar panggul.
§
Ligamentum
Cardinale
Merupakan
ligamentum yang terpenting untuk mencegah agar Uterus tidak turun. Ligamentum
ini berjalan dari cervix dan puncak vagina kea rah lateral ke dinding pelvis.
Didalamnya terdapat arteri dan vena uterine.
§
Ligamentum Sacrouterina
Adalah
ligamentum yang menahan Uterus supaya tidak banyak bergerak. Berjalan
melengkung dari bagian belakang cervix kiri dan kanan melalui dinding rectum
kea rah os sacrum kiri dan kanan.
§
Ligamentum Rotundum
Adalah
ligamentum yang menahan uterus dalam
posisi antefleksi dan berjalan melengkung dari sudut fundus uteri ke kiri dan
kanan daerah inguinal kiri dan kanan. Melekat pada uterus sebelah ventrocaudal
tempat masuknya tuba uterine. Masuk canalis inguinalis dan berakhir pada labium
Mayus.
§
Ligamentum pubovesicale
Berjalan
dari os pubis melalui kandung kencing dan seterusnya sebagai ligamentum
Vesicouterina.
Pembuluh darah uterus :
a. Arteri uterina
b. Arteri ovarica
Saraf-saraf Uterus
Innervasi uterus
terutama teriri atas sistem saraf simpatis dan sebagian terdiri atas sistem
saraf parasimpatis dan serebrospinal. Sistem parasimpatis berada di dalam
panggul sebelah kiri dan kanan dari os. Sakrum, sedangkan sistem simpatis masuk ke rongga panggul sebagai flexus
hipogastrikus melalui bifurkatio aorta dan promontorium dan melanjut ke bawah
menuju ke flexus-flexus frankenhauser. Serabut saraf tersebut memberi innervasi
pada miometrium dan endometrium. Kedua sistem simpatik dan parasimpatik
mengandung unsur motorik dan sensorik. Saraf
sensorik menimbulkan kontraksi dan vasokonstriksi dan saraf parasimpatis
mencegah kontraksi dan menimblkan vasodilatasi .
SIKLUS HORMONAL
Pada
seseorang tumbuh dan berkembangnya alat reproduksi sangat di pengaruhi oleh
hormon-hormon yang di hasilkan oleh glandula hypophyse dan ovarium.
Hypophyse
anterior menghasilkan 3 hormon :
a.
FSH
FSH dibentuk oleh sel β
(basophil) dari lobus anterior hypophise. Pembentukan FSH akan berkurang pada
pembentukan atau pemberian estrogen dalam jumlah cukup, kehamilan. Pengaruh FSH
yaitu dapat menimbulkan beberapa folikel primordial yang dapat berkembang dalam
ovarium menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen (yang menimbulkan
proliferasi pada endometrium).
b.
LH
LH bekerjasama dengan FSH
menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari folikel de graaf dan penimbunan
substansi dari progesteron dalam sel granulose. Produksi LH bertambah sehingga
menyebabkan produksi FSH dan LH yang
dapat merangsang terjadinya ovulasi.
c.
Prolaktin
Dibentuk oleh sel alpha
(acidophil) dari lobus anterior hypophyse, berfungsi untuk memulai dan
mempertahankan produksi progesteron dari corpus luteum.
Hormon-hormon dari ovarium
a.
estrogen
terdiri dari campuran oestriol,
oestradiol, oestron, diproduksi dibawah pengaruh FSH. Estrogen menimbulkan
proliferasi dari endometrium dan berperan dalam merangsang timbulnya
tanda-tanda kelamin sekunder seperti tumbuhnnya buah dada, rambut kemaluan, rambut
ketiak, menambah kontraktilitas uterus, untuk mengatur haid untuk pengobaatan
menpouse, ada kalanya untuk memulai persalinan,
b.
progesteron
dibentuk oleh corpus luteum
setelah terjadi ovulasi dan plasenta. Pengaruh hormon ini adalah pada alat-alat
reproduksi terutama uterus dan mammae. Progesteron berfungsi dalam
mempersiapkan uterus untuk menerima dan mengembangkan sel ovum yang telah
dibuahi.
c.
Relaxin
Relaxin berpengaruh pada
penggenduran panggul, kelembutan serviks, mendorong uterus untuk berkontraksi.
A.
Siklus Ovarium
§ fase folikular
Hari 1-8
kadar
FSH dan LH yang cukup tinggi mamacu
perkembangan 10-20 folikel dengan satu folikel dominan.folikel dominan tampak
pada fase mid follicular, sisa
folikel mengalami atresia.
Hari ke 9-14
Saat
ukuran folikel meningkat lokalisasi cairan tampak sekitar sel granulose dan
menjadi konfluen, memberikan peningkatan pengisisan cairan diruang sentral (antrum) yang merupakan transformasi folikel
primer menjadi folikel graaf.
§ Folikel Primordial
Pematangan gamet wanita tergantung pada interaksi
kompleks antara gamet yang sedang
berkembang dan sel di sekitarnya yang membentuk lapisan luar folikel. Selama
profase meiosis pertama, oosit merangsang organisasi sel di sekitarnya untuk membentuk
granulose folikel primordial.
§ Folikel Praantrum (primer)
Sejak pubertas, beberapa folikel primordial memulai kembali
perkembangan dan membentuk aliran kontinu folikel praantrum atau folilkel
primer yang terus tumbuh. Sebagian folikel dini gagal berkembang sempurna dan
mengalami atresia. Karena sebagian besar folikel mengalami regresi dan bukan
terus berkembang, ovarium memiliki populasi folikel atretik yang padat sehingga
permukaan luar ovarium menjadi kasar. Perkembangan folikel primordial menjadi
folikel primer memerlukan waktu sekitar 85 hari.
§ Folikel Antrum (sekunder)
Terbentuk suatu rongga dalam lapisan folikuler (antrum
folikuli) yang makin lama makin besar. Tetapi sel-sel folikuler yang berbatasan
dengan zona pellucida oosit primer tetap utuh dan menjadi cumulus oophorus.
Stadium perkembangan ini disebut stadium folikel sekunder.
Kemudian antrum folikuli semakin membesar, sementara bagian tepi luar lapisan folikuler mulai dilapisi oleh dua lapisan jaringan ikat yaitu teka interna (lapisan seluler, sebelah dalam, yang kemudian menghasilkan hormon estrogen) dan teka eksterna (lapisan fibrosa, sebelah luar).
Stadium perkembangan ini disebut stadium folikel sekunder.
Kemudian antrum folikuli semakin membesar, sementara bagian tepi luar lapisan folikuler mulai dilapisi oleh dua lapisan jaringan ikat yaitu teka interna (lapisan seluler, sebelah dalam, yang kemudian menghasilkan hormon estrogen) dan teka eksterna (lapisan fibrosa, sebelah luar).
§ Folikel de Graaf
Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel. folikel
Graaf menghasilkan hormon estrogen.
Ø Pada pubertas, dibawah pengaruh hormon
gonadotropin (FSH dan LH) yang dihasilkan kelenjar hipofise dan hormon
releasing gonadotropin yang dihasilkan hipotalamus, folikel primordial
mengalami pematangan menjadi folikel primer.
Ø Folikel primer menghasilkan hormon
estrogen sambil terus berkembang menjadi folikel sekunder.
Ø Folikel sekunder menjadi matang/matur
menjadi folikel de Graaf.
Ø Di dalam folikel de Graaf, oosit
matang siap dilepaskan.
Ø Dari mulai folikel primordial sampai
folikel de Graaf, dibutuhkan waktu 10 – 14 hari.
Ø Pelepasan oosit matang dari folikel de
Graaf disebut Ovulasi.
Ø Setelah oosit matang terlepas
(ovulasi), bekas folikel de Graaf berubah menjadi korpus luteum. Korpus
luteum ini menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
Ø Hormon estrogen dan progesteron ini
berguna untuk mematangkan endometrium.
Ø Endometrium yang sudah matang ini siap
untuk menjadi tempat perkembangan zigot (bila terjadi pembuahan).
Ø Apabila tidak terjadi pembuahan,
korpus luteum akan mengalami regresi pada hari ke 14 setelah ovulasi
berubah menjadi korpus albikans.
|
·
Ovulasi
Hari ke 14
Ovulasi adalah pembesaran folikel
sacara tepat yang diikuti dengan protrusi dari permukaan korteks ovarium dan
pecahnya folikel dengan ekstrusinya oosit yang ditempeli oleh kumulus ooforus.
·
Fase
Luteal
Sisa folikel tertahan dalam
ovarium di penitrasi oleh kapilar dan fibroblas dari teka. Sel granulosa
mengalami luteinisasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum merupakan sumber
utama hormon steroid seks,estrogen dan progesteron disekresi oleh ovarium pada
fase pasca-ovulasi.
Korpus luteum meningkatkan produksi progesteron dan
estradiol. Kedua hormon tersebut di produksi dari prekursor yang sama.
Selama fase luteal kadar gonadotropin mencapai nadir
dan tetap rendah sampai terjadi regresi korpus luteum yang terjadi pada hari ke
26-28. Jika terjadi konsepsi dan implantasi,korpus luteum tidak mengalami
regresi karena di pertahankan oleh gonadotrofin yang dihasilkan oleh trofoblas.
Jika konsepsi dan implantasi tidak terjadi korpus luteum akan mengalami regresi
dan terjadilah haid. Setelah kadar hormon steroid turun akan diikuti
peningkatan kadar gonadotropin untuk inisiasi siklus berikutnya.
- Siklus Uterus
Dengan
diproduksinya hormon steroid oleh ovarium secara siklik akan menginduksi
perubahan penting pada uterus, yang melibatkan endometrium dan mukosa serviks.
Fase Folikuler / Proliferasi (hari ke-5 sampai
hari ke- 14)
Pada masa ini adalah masa paling subur bagi seorang wanita. Dimulai dari hari 1 sampai sekitar sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3 - 30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.
Pada masa ini adalah masa paling subur bagi seorang wanita. Dimulai dari hari 1 sampai sekitar sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3 - 30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.
Pada
suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap
penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3
lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan
dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali
membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan.
Pada
akhir dari fase ini terjadi lonjakan penghasilan hormon LH yang sangat
meningkat yang menyebabkan terjadinya proses ovulasi.
Fase Luteal / fase sekresi / fase pramenstruasi (hari
ke-14 sampai
harike-28)
Pada fase ini menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum dari sisa-sisa folikel-folikel de Graaf yang sudah mengeluarkan sel ovum (telur) pada saat terjadinya proses ovulasi. Pada fase ini peningkatkan hormon progesteron yang bermakna, yang diikuti oleh penurunan kadar hormon-hormon FSH, estrogen, dan LH. Keadaan ini digunakan sebagai penunjang lapisan endometrium untuk mempersiapkan dinding rahim dalam menerima hasil konsepsi jika terjadi kehamilan, digunakan untuk penghambatan masuknya sperma ke dalam uterus dan proses peluruhan dinding rahim yang prosesnya akan terjadi pada akhir fase ini.
Pada fase ini menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum dari sisa-sisa folikel-folikel de Graaf yang sudah mengeluarkan sel ovum (telur) pada saat terjadinya proses ovulasi. Pada fase ini peningkatkan hormon progesteron yang bermakna, yang diikuti oleh penurunan kadar hormon-hormon FSH, estrogen, dan LH. Keadaan ini digunakan sebagai penunjang lapisan endometrium untuk mempersiapkan dinding rahim dalam menerima hasil konsepsi jika terjadi kehamilan, digunakan untuk penghambatan masuknya sperma ke dalam uterus dan proses peluruhan dinding rahim yang prosesnya akan terjadi pada akhir fase ini.
Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3)
Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali peningkatan kadar dan aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang disebabkan tidak adanya hormon LH dan pengaruhnya karena produksinya telah diheikan oleh peningkatan kadar hormon progesteron secara maksimal. Hal ini mempengaruhi kondisi flora normal dan dinding-dinding di daerah vagina dan uterus yang selanjutnya dapat mengakibatkan perubahan-perubahan higiene pada daerah tsb dan menimbulkan keputihan
Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali peningkatan kadar dan aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang disebabkan tidak adanya hormon LH dan pengaruhnya karena produksinya telah diheikan oleh peningkatan kadar hormon progesteron secara maksimal. Hal ini mempengaruhi kondisi flora normal dan dinding-dinding di daerah vagina dan uterus yang selanjutnya dapat mengakibatkan perubahan-perubahan higiene pada daerah tsb dan menimbulkan keputihan
Fase Regenerasi / pascamenstruasi (hari ke-1 sampai
hari ke-5)
Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali membentuk folikel-folikel yang terkandung di dalamnya melalui pengaruh hormon-hormon FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium.
Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali membentuk folikel-folikel yang terkandung di dalamnya melalui pengaruh hormon-hormon FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium.
KONSEPSI
DAN NIDASI
A. PENGERTIAN
Konsepsi adalah suatu peristiwa
persatuan antara sel mani dengan sel telur. Fertilisasi terjadi di ampula tuba,
hanya satu sperma yang telah menglami proses kapasitasi dapat melintasi zona
pelusida masuk ke dalam vitellus ovum. Setelah itu zona pelusida mengalami
perubahan sehingga tidak dapat dilalui sperma lain.
Nidasi adalah peristiwa
tertanamnya atau bersarangnya sel telur yang telah dibuahi (fertilized egg) ke
dalam endometrium. Sel telur yang telah dibuahi (zygote) akan segera membelah
menjadi blastomer. Pada hari ketiga 16 blastomer disebut morula. Pada hari ke-4
di dalam morula akan terbentuk rongga, bangunan ini disebut blastula.
B. PROSES
Setiap kehamilan harus ada
spermatozooa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi.
1.
Sel
telur ( ovum )
Pertumbuhan embrional yang kelak menjadi ovum
terjadi di genital ridge
Menurut umur wanita, jumlah oogonium
adalah :
a)
BBL
:750.000
b)
Umur
6-15 :439.000
c)
Umur
16-25 :159.000
d)
Umur 26-35 :59.000
e)
Umur
35-45 :39.000
f)
Masa
menopause : semua hilang
Urutan pertumbuhan Ovum ( Oogenesis )
a)
Oogenia
b)
Oosit
pertama(primary oocyte)
c)
kedua
ovum Primary ovarian folliculi
d)
Pematangan
pertama ovum
e)
Pematangan
pada waktu sperma
Sebelum janin dilahirkan,
sebagian besar oogonium mengalami perubahan-perubahan pada nukleusnya. Terjadi
pula perpindahan dari oogonium‑oogonium ke arah korteks ovarii, hingga pada
waktu dilahirkan korteks ovarii terisi dengan primordial ovarian follicles.
Padanya dapat dilihat bahwa kromosomnya telah berpasangan, DNAnya berduplikasi,
yang berarti bahwa sel menjadi tetraploid. Pertumbuhan selanjutnya terhenti ‑
oleh sebab yang belum diketahui‑ sampal folikel itu terangsang dan berkembang
lagi ke arah kematangan. Sel yang terhenti dalam profase meiosis dinamakan
oosit pertama. Oleh rangsangan FSH meiosis (pembelahan ke arah pematangan)
terjadi terus, benda kutub (polar body) pertama disisihkan dengan hanya sedikit
sitoplasma, sedangkan oosit kedua ini berada di dalam sitoplasma yang cukup
banyak. Proses pembelahan ini terjadi sebelum ovulasi. Proses ini disebut
pematangan pertama ovum, pematangan kedua ovum terjadi pada waktu spermatozoa
membuahi ovum.
2.
Sel
mani ( spermatozoa )
Setelah janin dilahirkm, jumlah
spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan Tiap spermatozoa terdiri atas
tiga bagian yaitu kaput, atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan
mengandung bahan nukleus, ekor, dan bagian yang silindrik menghubungkan kepala
dengan ekor. Dengan getaran ekornya spermatozoon dapat bergerak cepat.
Dalam pertumbuhan embrional
spermatogonium berasal dari sel‑sel primitif tubulus‑tubulus testishingga masa
pubertas tiba. Pada masa pubertas sel spermatogonium tersebut di bawah pengaruh
sel‑sel interstisial Leydig mulai aktif mengadakan mitosis, dan terjadilah
spermatogenesis yang amat kompleks itu.Tiap spermatogonium membelah dua dan menghasilkan
spermatosit pertama.
Spermatosit pertama ini membelah
dua dan menjadi dua spermatosit kedua, spermatosit kedua membelah dua lagi
tetapi dengan hasil bahwa dua spermatid masing‑masing memiliki jumlah kromosom
setengah dari jumlah yang khas untuk jenis itu. Dari spermatid ini kemudian
tumbuh spermatozoa.
3.
KONSEPSI
Ovum dilingkari oleh zona
pellusida. Di luar zona pellusida im ditemukan sel‑sel korona radiata, dan di
dalamnya terdapat ruang perivitellina, tempat benda‑benda kutub. Bahan‑bahan
darl sel‑sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalul saluran‑saluran
halus di zona pellusida. Jumlah sel‑sel korona radiata di dalam Ovum yang
dilepas oleh ovarium disapu o1eh mikrofilamen‑mikrofilamen fimbria infundibulum
ke arah ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus ke arah medial. Ovum
sesudah dilepas oleh ovarium mempunyai diameter 100″ (0,1 mm).
Ditengah‑tengahnya dijumpai
nukleus yang berada dalam metafase pada pembelahan pernatangan kedua, terapung‑apung
dalam sitoplasma yang kekuning-kuningan yakni vitellus. Vitellus ini mengandung
banyak zat hidrat arang dan asam amino.
Perjalanan ovum di ampulla tuba
makin berkurang, hingga ovum hanya dilingkari oleh zona pellusida pada waktu
berada dekat pada perbatasan ampulla dan ismus tuba, tempat pembuahan umumnya
terjadi. Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi, dapat
melintasi zona pellusida masuk ke vitellus. Sesudah itu zona pellusida segera
mengalami perubahan dan mempunyai sifat tidak dapat dilintasi lagi oleh
spermatozoa lain. Spermatozoa yang telah masuk ke vitellus kehilangan membran
nukleusnya yang tinggal hanya pronukleusnya. Masuknya spermatozoa ke dalam
vitellus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam. metafase untuk pembelahan‑pembelahannya.
Sesudah anafase kemudian, timbul telofase, dan benda kutub (polar body) kedua
menuju ke ruang perivitellina. Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang
haploid. Pronukleus spermatozoon telah mengandung juga jumlah kromosom yang
haploid.
Kedua pronukleus dekat mendekati
dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan
pria. Pada manusia terdapat 46 kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2
kromosom kelamin; pada seorang pria satu X dan satu Y. Sesudah pembelahan
kematangan maka ovum matang mempunyai 22 koromosom otosom serta I kromosom X,
dan suatu spermatozoon 22 kromosom otosom serta I kromosom X atau 22 kromosom
otosom serta I kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44
kromosom otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai seorang janin wanita,
sedang 44 kromosom otosom serta I kromosom X dan I kromosom Y akan tumbuh
sebagai seorang janin pria.
Dalam beberapa jam setelah
pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh
karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim. Segera
setelah pembelahan im terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan
dengan lancar, dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel‑sel yang sama
besarnya. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Energi untuk pembelahan
ini diperoleh dari vitellus, hingga volume vitellus makin berkurang dan terisi
seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona pellusida tetap utuh, atau dengan
perkataan lain, besarnya hasil konsepsi tetap sama. Dalarn ukuran yang sama ini
hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisialis tuba
(bagian‑bagian tuba yang sempit) dan terus ke arah kavum uteri oleh arus serta
getaran silia pada permukaan sel‑sel tuba dan kontraksi tuba.
4.
BLASTULASI NIDASI
Setelah sel-sel
morula mengalami pembelahan terus-menerus maka akan terbentuk rongga di tengah. Rongga ini makin lama
makin besar dan berisi cairan. Embrio yang memiliki rongga disebut blastula,
rongganya disebut blastocoel, proses pembentukan blastula disebut blastulasi.
Pembelahan
hingga terbentuk blastula ini terjadi di oviduk dan berlangsung selama 5 hari.
Selanjutnya blastula akan mengalir ke dalam uterus. Setelah memasuki uterus,
mula-mula blastosis terapung-apung di dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari
setelah fertilisasi embryo akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus
untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya. Peristiwa terpautnya antara embryo
pada endometrium uterus. Setelah memasuki uterus,
mula mula blastosis terapumg –apung di dalam lumen uterus. Kemudian 6-7 hari
setelah fertilisasi embrio akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus
untuk dapat berkembang ke tahap selanjtnya. Peristiwa terpautnya antara embrio
pada endometrium uterus disebut implantasi atau nidasi. Implantasi ini
telah lengkap pada 12 hari setelah fertilisasi (Yatim, 1990: 136)
5.
Gastrulasi
Menurut
Tenzer (2000:212) Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan dengan tahap
gastrulasi. Gastrula berlangsung pada hari ke 15. Tahap gastrula ini merupakan
tahap atau stadium paling kritis bagi embryo. Pada gastrulasi terjadi
perkembangan embryo yang dinamis karena terjadi perpindahan sel, perubahan
bentuk sel dan pengorganisasian embryo dalam suatu sistem sumbu. Kumpulan sel
yang semula terletak berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan
interkasi yang bersifat merangsang dalam pembentukansistem organ-organ tbuh.
Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan endoderm di sebelah
dalam, mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di sebelah luar.
Dalam
proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi pembelahan dan perbanyakan
sel, terjadi pula berbagai macam gerakan sel di dalam usaha mengatur dan
menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu dari spesies yang
bersangkutan.
6.
Tubulasi
Tubulasi adalah pertumbuhan yang
mengiringi pembentukan gastrula atau disebut juga dengan pembumbungan.
Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm
dan endoderm, menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga. Yang tidak
mengalami pembumbungan yaitu notochord, tetapi masif. Mengiringi proses
tubulasi terjadi proses differensiasi setempat pada tiap bumbung ketiga lapis
benih, yang pada pertumbuhan berikutnya akan menumbuhkan alat (organ) bentuk
definitif. Ketika tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula
differensiasi awal pada daerah-daerah bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi
encephalon (otak) dan bagian belakang menjadi medulla spinalis bagi bumbung
neural (saraf). Pada bumbung endoderm terjadi differensiasi awal saluran atas
bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk
menumbuhkan otot rangka, bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot
visera, rangka dan alat urogenitalia.
7.
Organogenesis
Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk
primitive yang berubah menjadi bentuk yang lebih definitive dan memmiliki
bentuk dan rupa yang spesifik dalam suatu spesies. Organogensisi dimulai akhir
minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya
organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk
yang selanjutnya embryo disebut fetus (Amy Tenzer,dkk, 2000).
8.
Plasentasi
Pada ±
minggu ke 16 seluruh kantong rahim telah ditutupi oleh vili korialis. Setelah
kantung membesar, vili diseberang janin (daerah desidua capsularis) terjepit,
mengalami degenerasi, sehingga menjadi halus (korion halus). Vili di desidua
basalis berkembang dengan cepat membentuk plasenta (Plasenta Pars Fetalis).
Fungsi plasenta:
1. nutritive, alat yang menyalurkan makanan dari ibu ke janin
2. ekskresi, alat yang menyalurkan hasil metabolisme dari janin ke ibu.
3. respirasi, menyalurkan O2 dari ibu ke janin
4. alat pembentuk hormone (Endokrin)
5. alat penyalur antibody dari ibu ke janin (Imunologi)
6. Farmakologi, menyalurkan obat yang dibutuhkan janin, dari sang ibu.
1. nutritive, alat yang menyalurkan makanan dari ibu ke janin
2. ekskresi, alat yang menyalurkan hasil metabolisme dari janin ke ibu.
3. respirasi, menyalurkan O2 dari ibu ke janin
4. alat pembentuk hormone (Endokrin)
5. alat penyalur antibody dari ibu ke janin (Imunologi)
6. Farmakologi, menyalurkan obat yang dibutuhkan janin, dari sang ibu.
Plasenta
dihubungkan dengan umbilikulus janin melalui tali pusar (Umbilical Cord) yang
mengandung dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis. Mesoblast antara
ruang amnion danm embrio menjadi padat disebut body stalk, menghubungkan embrio
dengan dinding trofoblast yang kelak menjadi tali pusat.
Pertumbuhan/Perkembangan Janin
Bayi Dalam Rahim Kandungan Ibu Tiap Bulan
Sebelum
lahir ke dunia, anak akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim ibunya selama
kurang lebih sembilan bulan lamanya. Setiap bulan janin mengalami proses
perkembangan yang berbeda-beda. Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,
sang ibu membutuhkan asupan makanan dengan gizi tertentu.
Ketika
hamil seorang wanita mengalami peningkatan kebutuhan asupan gizi untuk
mencukupi kebutuhan dua orang (sang ibu dan janin bayinya), yaitu antara lain
seperti energi, protein, mineral, kalsium, air, omega 3, vitamin, asam folat,
zat besi dan lain sebagainya.
Pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim dipengaruhi oleh beberapa faktor dan
subfaktor antara lain :
1.Faktor
ibu
2.Faktor
janin
3.Faktor
plasenta
Faktor
ibu
·
Keadaan kesehatan ibu saat hamil
·
Penyakit yang menyertai kehamilan
·
Penyulit kehamilan
·
Kelainan pada uterus
·
Kehamilan tunggal atau ganda atau triplet
·
Kebiasaan ibu, merokok, alkohol, kecanduan
Faktor
janin
·
Jenis kelamin janin
·
Penyimpangan genetik : kelainan kongenital,
pertumbuhan abnormal
·
Infeksi intrauterine
Faktor
Plasenta
Plasenta
adalah akarnya janin untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rahim.
Karena itu plasenta sangat penting artinya untuk menjamin kesehatan janin dalam
rahim, yang ditetapkan dengan indeks plasenta
Indeks
plasenta = Berat plasenta
EMPAT
puluh minggu kehamilan yang menyenangkan dan penuh perubahan pun dimulai sejak
hari pertama menstruasi terakhir. Akan merasakan adanya suatu makhluk mungil
yang tumbuh dan berkembang di dalam rahim. Namun kita tidak pernah mengetahui
bentuk dan ukuran calon buah hati dari minggu ke minggu.
TRIMESTER SATU
MINGGU 1
Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan
pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil
dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir.Proses pembentukan antara
sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon
bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala bekal genetik, sebuah
kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom manusia. Selama masa ini, yang
dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen.
Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk
seperti lingkaran sinar yg mengelilingi matahari Sel ini akan bertemu dengan
sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus
berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi
pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi
pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur.Pada saat ini
kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan
belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha secara tekun menerobos
dinding indung telur
MINGGU 2
Pembuahan
terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi membelah dua 30
jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang
falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut
morula.Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga
pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut
pada endometrium
MINGGU 3
Sampai
usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin belum sadar jika sedang mengandung. Sel
telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim
disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.
MINGGU 4
Kini,
bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic
Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya
positif.Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi
pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang
membawa darah ke jantung).
MINGGU 5
Terbentuk
3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang
paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut yang
seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah
yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif.
Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati,
pankreas dan pundi kencing.
MINGGU 6
Ukuran
embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah
menutup. pada minggu ini sistem pencernaan dan pernafasan mulai
dibentuk,Pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai
tampak
MINGGU 7
Akhir
minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira
sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan
tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri,
begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru.
MINGGU 8
Panjang
kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi,ujung hidung dan
kelopak mata mulai berkembang, begitu pula tel inga.Bronchi, saluran yang
menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan semakin membesar dan ia memiliki
siku.bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir,
mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit
yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna
MINGGU 9
Telinga
bagian luar mulai terbentuk kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki
dan tangan mulai tampak.Ia mulai bergerak,dengan Doppler bisa mendengar detak jantungnya.
Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
MINGGU Ke-10
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai
bekerjasama.Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf
baru diproduksi setiap menit. Ia mulai
tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.
MINGGU Ke-11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya
mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap.
Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk
gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa
dirasakan ibu. Janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar,
memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus
memberi sensasi kebahagiaan tersendiri
MINGGU Ke-12
Bentuk
wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil.Jari-jari tangan dan kaki yang
mungil terpisah penuh. Usus bayi telah
berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak
jantung janin bisa jadi meningkat.Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14
gram. Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa
millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga
dan kelopak mata.
PERKEMBANGAN TRIMESTER DUA
Ditandai dengan percepatan pertumbuhan dan pematangan
fungsi seluruh jaringan dan organ tubuh. Namun waspadai pertambahan berat badan
yang berlebih.
Agar proses tumbuh kembang janin tak terganggu hindari
penyakit kronis sebelum kehamilan maupun penyakit infeksi yang mungkin terjadi
saat kehamilan. Seperti asma, jantung, TBC, ginjal dan diabetes serta infeksi
TORCH-KM (Toksoplasma, Rubella, Citomegalovirus, Herpes, Klamidia, Mikoplasma).
Gangguan penyakit-penyakit tersebut berpeluang
menimbulkan ketidaksempurnaan pada tumbuh kembang tulang belulang janin, klep
paru-paru, lever, ataupun gangguan perkembangan otak dan ginjal. Bahkan, demam
yang merupakan gejala infeksi/penyakit, seringan apa pun, bisa menyebabkan
gangguan pada air ketuban maupun fungsi lain akibat ada gangguan metabolisme
tubuh janin.
MINGGU KE-13
Panjang janin
(dari puncak kepala sampai sakrum/bokong) ditaksir sekitar 65-78 mm. Berat
kira-kira 20 gram. Rahim dapat teraba kira-kira 10 cm di bawah pusar.
Pertumbuhan kepala bayi yang saat ini kira-kira separuh panjang janin mengalami
perlambatan dibanding bagian tubuh lainnya. Perlambatan ini berlangsung terus,
hingga di akhir kehamilan akan tampak proporsional, yakni kira-kira
tinggalsepertiga panjang tubuhnya.
Kedua cikal
bakal matanya makin hari kian bergeser ke bagian depan wajah meski masih terpisah
jauh satu sama lain. Sementara telinga bagian luar terus berkembang dan
menyerupai telinga normal. Kulit janin yang masih sangat tipis membuat pembuluh
darah terlihat jelas di bawah kulitnya. Seluruh tubuh janin ditutupi
rambut-rambut halus yang disebut lanugo. Kerangka/tulang belulangnya sudah
terbentuk di minggu-minggu sebelumnya dan di minggu-minggu selanjutnya akan
berosifikasi/menahan kalsium dengan sangat cepat, hingga tulangnya jadi lebih
keras.
MINGGU KE-14
Panjang mencapai kisaran 80-an mm atau 8
cm,berat sekitar 25 gram. Telinga janin menempati posisi normal di sisi kiri
dan kanan kepala,mata mengarah ke posisi sebenarnya. Leher terus memanjang sementara dagu tak lagi
menyatu ke dada. Alat-alat kelamin bagian luar juga berkembang lebih nyata,
hingga lebih mudah membedakan jenis kelaminnya.
MINGGU KE-15
Panjang
janin sekitar 10-11 cm,berat kira-kira 80 gram. Kehamilan makin
terlihat,dianjurkan untuk tidak menggunakan jeans.Diperkenankan menggunakan
lotion untuk strie namun dianjurkan tak memakai krim jenis steroid semisal
hidrokortison yang dikhawatirkan bakal terserap ke dalam sistem peredaran darah
ibu dan bisa mengacaukan kerja hormonal.
MINGGU KE-16
Kini panjangnya mencapai taksiran 12 cm,berat
kira-kira 100 gram. Refleks gerak bisa dirasakan ibu, meski masih amat
sederhana yang biasanya terasa sebagai kedutan. Rambut halus di atas bibir atas
dan alis mata juga tampak melengkapi lanugo yang memenuhi seluruh tubuhnya.
Bahkan, jari-jemari kaki dan tangannya dilengkapi dengan sebentuk kuku.
Tungkai kaki yang di awal pembentukannya muncul
belakangan, kini lebih panjang daripada lengan. Pada usia ini janin memproduksi
alfafetoprotein, yaitu protein yang hanya dijumpai pada darah ibu hamil. Bila
kadar protein ini berlebih bisa merupakan pertanda ada masalah serius pada
janin, seperti spina bifida. Sebaliknya, kadar alfafetoprotein yang rendah
bersignifikasi dengan Sindrom Down. Jumlah alfafetoprotein ini sendiri dapat
diukur dengan pemeriksaan air ketuban/amniosentesis dengan menyuntikkan jarum khusus
lewat dinding perut ibu.
MINGGU KE-17
Panjang tubuh janin meningkat lebih pesat ketimbang
lebarnya, menjadi 13 cm,berat sekitar 120 gram, hingga bentuk rahim terlihat
oval dan bukan membulat. Akibatnya, rahim terdorong
dari
rongga panggul mengarah ke rongga perut. Otomatis usus ibu terdorong nyaris
mencapai daerah hati, hingga kerap terasa menusuk ulu hati.
Pertumbuhan rahim yang pesat ini pun membuat
ligamen-ligamen meregang, terutama bila ada gerakan mendadak. Rasa nyeri atau
tak nyaman ini disebut nyeri ligamen rotundum. Oleh karena itu amat disarankan
menjaga sikap tubuh dan tak melakukan gerakan-gerakan mendadak atau yang
menimbulkan peregangan.
Lemak yang juga
sering disebut jaringan adiposa mulai terbentuk di bawah kulit bayi yang semula
sedemikian tipis pada minggu ini dan minggu-minggu berikutnya. Lemak ini
berperan penting untuk menjaga kestabilan suhu dan metabolisme tubuh.
Pada beberapa ibu yang pernah hamil, gerakan bayi
mulai bisa dirasakan di minggu ini. Kendati masih samar dan tak selalu bisa
dirasakan setiap saat sepanjang hari. Sedangkan bila kehamilan tersebut
merupakan kehamilan pertama, gerakan yang sama umumnya baru mulai bisa
dirasakan pada minggu ke-20.
MINGGU
KE-18
Taksiran panjang janin adalah 14 cm, berat sekitar 150
gram. Rahim dapat diraba tepat di bawah
pusar, ukurannya kira-kira sebesar buah semangka. Pertumbuhan rahim ke depan
akan mengubah keseimbangan tubuh ibu.
Peningkatan
mobilitas persendian ikut mempengaruhi perubahaan postur tubuh sekaligus
menyebabkan keluhan punggung. Keluhan ini makin bertambah bila kenaikan berat
badan tak terkendali. Untuk mengatasinya, biasakan berbaring miring ke kiri,
hindari berdiri terlalu lama dan mengangkat beban berat. Selain itu, sempatkan
sesering mungkin mengistirahatkan kaki dengan mengangkat/mengganjalnya pakai
bantal.
Mulai usia ini hubungan interaktif antara ibu dan
janinnya kian terjalin erat. Tak mengherankan setiap kali si ibu gembira,
sedih, lapar atau merasakan hal lain, janin pun merasakan hal sama.
MINGGU KE-19
Panjang janin diperkirakan 13-15 cm,taksiran berat 200
gram. Sistem saraf janin yang terbentuk di minggu ke-4, di minggu ini makin
sempurna perkembangannya, yakni dengan diproduksi cairan serebrospinalis yang
mestinya bersirkulasi di otak dan saraf tulang belakang tanpa hambatan.
Jika lubang
yang ada tersumbat atau aliran cairan tersebut terhalang oleh penyebab apa pun,
kemungkinan besar terjadi hidrosefalus/penumpukan cairan di otak. Jumlah cairan
yang terakumulasi biasanya sekitar 500-1500 ml, namun bisa mencapai 5 liter,
Penumpukan ini jelas berdampak fatal mengingat betapa banyak jumlah jaringan
otak janin yang tertekan oleh cairan tadi.
MINGGU KE-20
Panjang janin mencapai kisaran 14-16 cm berat sekitar
260 gram. Kulit yang menutupi tubuh janin mulai bisa dibedakan menjadi dua
lapisan, yakni lapisan epidermis yang terletak di permukaan dan lapisan dermis
yang merupakan lapisan dalam. Epidermis selanjutnya akan membentuk pola-pola
tertentu pada ujung jari, telapak tangan maupun telapak kaki. Sedangkan lapisan
dermis mengandung pembuluh-pembuluh darah kecil, saraf dan sejumlah besar
lemak.
Seiring perkembangannya yang pesat, kebutuhan darah
janin pun meningkat tajam. Agar anemia tak mengancam kehamilan, ibu harus
mencukupi kebutuhannya akan asupan zat besi, baik lewat konsumsi makanan
bergizi seimbang maupun suplemen yang dianjurkan dokter.
MINGGU KE-21
Beratnya sekitar 350 gram,panjang kira-kira 18
cm. Pada minggu ini, berbagai sistem organ tubuh mengalami pematangan fungsi
dan perkembangan. Dengan perut yang kian membuncit dan keseimbangan tubuh yang
terganggu, bukan saatnya lagi melakukan olahraga kontak seperti basket yang
kemungkinan terjatuhnya besar. Hindari pula olahraga peregangan ataupun yang
bersikap kompetitif, semisal golf atau bahkan lomba lari.
MINGGU KE-22
Berat mencapai
taksiran 400-500 gram,panjang sekitar 19 cm.Ibu kian mampu beradaptasi dengan
kehamilannya. Kekhawatiran bakal terjadi keguguran juga sudah pupus. Keluhan
mual-muntah sudah berlalu dan kini nafsu makannya justru sedang menggebu Mesti berhati-hati agar tak terjadi
pertambahan berat badan yang berlebih.
Ciri khas usia kehamilan ini adalah substansi putih
mirip pasta penutup kulit tubuh janin yang disebut vernix caseosa. Fungsinya
melindungi kulit janin terhadap cairan ketuban maupun kelak saat berada di
jalan lahir.
Di usia ini pula kelopak mata mulai menjalankan
fungsinya untuk melindungi mata dengan gerakan menutup dan membuka. Jantung
janin yang terbentuk di minggu ke-5 pun mengalami “modifikasi” sedemikian rupa
dan mulai menjalankan fungsinya memompa darah sebagai persiapannya kelak saat
lahir ke dunia.
MINGGU KE-23
Tubuh
janin tak lagi terlihat kelewat ringkih karena bertambah montok dengan berat
hampir mencapai 550 gram, panjang sekitar 20 cm. Kulitnya masih tampak keriput
karena kandungan lemak di bawah kulitnya tak sebanyak saat ia dilahirkan kelak. Wajah dan tubuhnya secara keseluruhan amat
mirip dengan penampilannya sewaktu dilahirkan nanti. Rambut lanugo yang menutup
sekujur tubuhnya,kadang berwarna lebih gelap di usia kehamilan ini.
MINGGU KE-24
Janin makin terlihat berisi dengan berat yang
diperkirakan mencapai 600 gram,panjang sekitar 21 cm. Rahim terletak sekitar 5
cm di atas pusar atau sekitar 24 cm di atas simfisis pubis/tulang kemaluan.
Kelopak-kelopak matanya kian sempurna dilengkapi bulu mata.
Pendengarannya berfungsi penuh. Terbukti, janin mulai
bereaksi dengan menggerakkan tubuhnya secara lembut jika mendengar irama musik
yang disukainya. Begitu juga ia akan menunjukkan respon khas saat mendengar
suara-suara bising atau teriakan yang tak disukainya.
MINGGU KE-25
Berat bayi kini mencapai sekitar 700 gram, panjang
dari puncak kepala sampai bokong kira-kira 22 cm.Jarak dari puncak rahim ke
simfisis pubis sekitar 25 cm. Bila ada indikasi medis, umumnya akan dilakukan
USG berseri seminggu 2 kali untuk melihat apakah perkembangan bayi terganggu
atau tidak. Di antaranya hipertensi ataupun preeklampsia yang membuat pembuluh
darah menguncup, hingga suplai nutrisi jadi terhambat. Akibatnya, terjadi IUGR
(Intra Uterin Growth Retardation atau perkembangan janin terhambat). Begitu
juga bila semula tidak ada, tiba-tiba muncul gangguan asma selama kehamilan.
Jika dari hasil
pantauan ternyata tak terjadi perkembangan semestinya, akan dipertimbangkan
untuk membesarkan janin di luar rahim dengan mengakhiri kehamilan. Dengan
sejumlah syarat ketat yang mengikuti.
MINGGU KE-26
Di usia ini
berat bayi diperkirakan hampir mencapai 850 gram,panjang dari bokong dan puncak
kepala sekitar 23 cm. Denyut jantung sudah jelas-jelas terdengar, normalnya
120-160 denyut per menit. Ketidaknormalan seputar denyut jantung harus
dicermati karena bukan tak mungkin merupakan gejala ada keluhan serius.
Sementara rasa tak nyaman berupa keluhan nyeri
pinggang, kram kaki dan sakit kepala akan lebih sering dirasakan si ibu.Keluhan
nyeri di bawah tulang rusuk dan perut bagian bawah, terutama saat bayi
bergerak. Sebab, rahim jadi makin besar yang akan memberi tekanan pada semua
organ tubuh. Termasuk usus kecil, kantung kemih dan rektum yang menyebabkan ibu
hamil jadi terkena sembelit, namun terpaksa bolak-balik ke kamar mandi karena
beser.
MINGGU KE-27
Bayi kini beratnya melebihi 1000 gram, panjang
totalnya mencapai 34 cm dengan panjang bokong ke puncak kepala sekitar 24 cm.
Di minggu ini kelopak mata mulai membuka. Sementara retina yang berada di
bagian belakang mata, membentuk lapisan-lapisan yang berfungsi menerima cahaya
dan informasi mengenai pencahayaan itu sekaligus meneruskannya ke otak.
Jika terjadi “kesalahan” pembentukan lapisan-lapisan
inilah yang kelak memunculkan katarak kongenital/bawaan saat bayi dilahirkan.
Lensa jadi berkabut atau keputihan.
Walaupun dipicu oleh faktor genetik, katarak bawaan ini ditemukan pada
anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang terserang rubella pada usia kehamilan
di minggu-minggu akhir trimester dua.
MINGGU KE-28
Puncak rahim berada kira-kira 8 cm di atas
pusar.Gerakan janin makin kuat dengan intensitas yang makin sering, sementara
denyut jantungnya pun kian mudah didengar. Tubuhnya masih terlihat kurus meski
mencapai berat sekitar 1100 gram dengan kisaran panjang 35-38 cm. Kendati dibanding minggu-minggu sebelumnya
lebih berisi dengan bertambah jumlah lemak di bawah kulitnya yang terlihat
kemerahan.
Jumlah jaringan otak di usia kehamilan ini meningkat.
Begitu juga rambut kepalanya terus bertumbuh makin panjang. Alis dan kelopak matanya
pun terbentuk, sementara selaput yang semula menutupi bola matanya sudah
hilang.
TRIMESTER TIGA
MINGGU KE-29
Beratnya sekitar 1250 gram, panjang rata-rata 37 cm.
Kelahiran prematur mesti diwaspadai karena umumnya meningkatkan keterlambatan perkembangan
fisik maupun mentalnya. Bila dilahirkan di minggu ini, ia mampu bernapas meski
dengan susah payah. Ia pun bisa menangis, kendati masih terdengar lirih.
Kemampuannya bertahan untuk hidup pun masih tipis karena perkembangan
paru-parunya belum sempurna. Meski dengan perawatan yang baik
dan
terkoordinasi dengan ahli lain yang terkait, kemungkinan hidup bayi prematur
pun cukup besar.
MINGGU KE-30
Beratnya mencapai 1400 gram,kisaran panjang 38 cm.
Puncak rahim yang berada sekitar 10 cm di atas pusar memperbesar rasa tak
nyaman, terutama pada panggul dan perut seiring bertambah besar kehamilan.Mulai
denyutan halus, sikutan/tendangan sampai gerak cepat meliuk-liuk yang
menimbulkan rasa nyeri.
Aktifnya gerakan ini tak mustahil akan membentuk
simpul-simpul pada tali pusat. Bila sampai membentuk simpul mati tentu sangat
membahayakan karena suplai gizi dan oksigen dari ibu jadi terhenti atau paling
tidak terhambat.
MINGGU KE-31
Berat bayi sekitar 1600 gram, taksiran panjang 40
cm.Waspadai bila pada ibu muncul gejala nyeri di bawah tulang iga sebelah
kanan, sakit kepala maupun penglihatan berkunang-kunang. Terutama bila disertai
tekanan darah tinggi yang mencapai peningkatan lebih dari 30 ml/Hg.Itu sebab,
pemeriksaan tekanan darah rutin dilakukan pada setiap kunjungan ke
bidan/dokter.
Cermati pula gangguan aliran darah ke anggota tubuh
bawah yang membuat kaki jadi bengkak. Pada gangguan ringan, anjuran untuk lebih
banyak beristirahat dengan berbaring miring sekaligus mengurangi aktivitas,
bisa membantu.
MINGGU KE-32
Pada usia ini berat bayi harus berkisar
1800-2000 gram,panjang tubuh 42 cm. Kunjungan rutin diperketat/lebih intensif
dari sebulan sekali menjadi 2 minggu sekali.
MINGGU KE-33
Beratnya
lebih dari 2000 gram, panjangnya sekitar 43 cm. Di minggu ini mesti diwaspadai
terjadi abrupsio plasenta atau plasenta lepas dari dinding rahim.
MINGGU KE-34
Berat
bayi hampir 2275 gram,taksiran panjang sekitar 44 cm. Idealnya, di minggu ini
dilakukan tes untuk menilai kondisi kesehatan si bayi secara umum. Penggunaan
USG bisa dimanfaatkan untuk pemeriksaan ini, terutama evaluasi terhadap otak,
jantung dan organ lain. Sedangkan pemeriksaan lain yang biasa dilakukan adalah
tes non-stres dan profil biofisik.
MINGGU KE-35
Secara
fisik bayi berukuran sekitar 45 cm,berat 2450 gram. Mulai minggu ini bayi
umumnya sudah matang fungsi paru-parunya. Ini sangat penting karena kematangan
paru-paru sangat menentukan life viabilitas atau kemampuan si bayi untuk
bertahan hidup. Kematangan fungsi paru-paru ini sendiri akan dilakukan lewat
pengambilan cairan amnion untuk menilai lesitin spingomyelin atau selaput tipis
yang menyelubungi paru-paru.
MINGGU KE-36
Berat
bayi harusnya mencapai 2500 gram, panjang 46 cm. Pemeriksaan rutin diperketat
jadi seminggu sekali.
MINGGU KE-37
Dengan
panjang 47 cm, berat 2950 gram. Di usia ini bayi dikatakan aterm atau siap
lahir karena seluruh fungsi organ-organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja
sendiri. Kepala bayi biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir.
Kendati sebagian kecil di antaranya dengan posisi sungsang. Di minggu ini
biasanya dilakukan pula pemeriksaan dalam untuk mengevaluasi kondisi kepala
bayi, perlunakan jalan lahir guna mengetahui sudah mencapai pembukaan berapa.
MINGGU KE-38
Berat
bayi sekitar 3100 gram,panjang 48 cm. Rasa cemas menanti-nantikan saat
melahirkan yang mendebarkan bisa membuat ibu mengalami puncak gangguan
emosional. Ibu dapat melakukan relaksasi dengan melatih pernapasan sebagai
bekal menjelang persalinan. Meski
biasanya
akan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan lahir di
usia kehamilan 38 minggu.
MINGGU KE-39
Di
usia kehamilan ini bayi mencapai berat sekitar 3250 gram, panjang sekitar 49
cm. Di minggu ini perlu siaga menjaga agar kehamilan jangan sampai postmatur
atau lewat waktu. Karena bila terjadi hal demikian, plasenta tak mampu lagi
menjalani fungsinya untuk menyerap suplai makanan dari ibu ke bayi, hingga
kekurangan gizi.
Penurunan fungsi plasenta bisa diketahui berdasarkan
evaluasi terhadap fungsi dinamik janin, arus darah, napas dan gerak bayi serta
denyut jantungnya lewat pemeriksaan CTG (kardiotokografi), USG maupun doppler.
Dari hasil evaluasi tersebut akan dinilai apakah
memungkinkan dan memang saatnya untuk memberi induksi persalinan. Kalau fungsi
arus darahnya tak baik, tentu tak dianjurkan lahir per vaginam yang justru
berisiko bayi mengalami hipoksia.
MINGGU KE-40
Panjangnya
mencapai kisaran 45-55 cm, berat sekitar 3300 gram. Betul-betul cukup bulan dan
siap dilahirkan.Jika laki-laki, testisnya sudah turun ke skrotum.Pada wanita,
labia mayora (bibir kemaluan bagian luar) sudah berkembang baik dan menutupi
labia minora (bibir kemaluan bagian dalam).
SISTEM PEREDARAN DARAH JANIN
Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem
peredaran darah orang dewasa, karena paru-paru janin belum berkembang sehingga
oksigen diambil melalui plasenta.
Sistem
peredaran darah janin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Foramen Ovale
1. Foramen Ovale
Merupakan lubang sementara di antara serambi kiri dan
serambi kanan yang memungkinkan sebagian darah masuk dari vena cava inferior
menyeberang ke serambi kiri. Alasan pengalihan ini adalah darah tidak perlu
lagi melewati paru-paru karena telah teroksigenisasi.
2.
Duktus Arteriosus Bothalli
Merupakan saluran yang terdapat antara arteri
pulmonalis dan aorta.
3. Duktus Venosus Arantii
3. Duktus Venosus Arantii
Menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena cava
inferior. Pada titik ini darah bercampur dengan darah yang telah diambil
oksigennya yang kembali dari tubuh bagian bawah.
4.
Vena Umbilikal
Memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah hati
dan membawa darah yang mengandung oksigen dan sari makanan. Ia memiliki cabang
yang bertemu dengan vena porta dan masuk ke hati.
Komponen
atau organ yang terlibat dalam pembuluh darah janin.
Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya
melibatkan pembuluh darah saja tetapi juga melibatkan organ tubuh janin di
antaranya sebagai berikut:
1. Plasenta
1. Plasenta
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang
kotor.
2. Umbilikalis
2. Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari
janin ke plasenta.
3. Hati
3. Hati
Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan
duktus venosus
arantii.
4. Jantung
4. Jantung
Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan
darah dari atrium
dekstra ke atrium sinistra.
5.
Paru-paru
Terdapatnya duktus arteriosus
bothalli.
Mekanisme
Peredaran Darah Janin
Darah janin didapat dari Ibu dan dialirkan dari Ibu ke
janin melalui plasenta untuk kemudian diteruskan ke seluruh tubuh janin melalui
vena yang terdapat di umbilikus. Peredaran darah janin digambarkan langsung
sebagai berikut :
Keterangan gambar :
Mula-mula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi
yang berasal dari plasenta masuk ke janin melalui vena umbilikus yang bercabang
dua setelah memasuki dinding perut yaitu :
a.
Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan
kemudian diangkut melalui vena hepatika ke vena cava inferior.
b.
Cabang satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung masuk ke dalam vena
cava inferior.
Darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan
dan sebagian besar darah dari atrium kanan akan dialirkan ke atrium kiri
melalui foramen ovale. Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke
ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior.
Darah dari ventrikel kanan ini dipompakan ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis, karena adanya tahanan dari paru-paru yang belum
mengembang maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis sebagian akan
dialirkan ke aorta melalui duktus arteriosus bothalli dan sebagian kecil akan
menuju paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melaui vena pulmonalis.
Sementara itu
darah yang terdapat pada atrium kiri kemudian dialirkan ke ventrikel kiri dan
diteruskan ke seluruh tubuh melaui aorta guna memberikan oksigen dan nutrisi
bagi tubuh bawah. Cabang aorta bagian bawah ini menjadi 2 (dua) arteri
hipograstika interna yang mempunyai cabang arteri umbilikalis.
Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida
serta sisa metabolisme akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis
ke plasenta melalui arteri umbilikalis untuk diteruskan ke ibu.
Faktor-Faktor yang Mengubah
Peredaran Darah Janin
Setelah kelahiran terjadi perubahan peredaran darah
janin, faktor penting yang mengubah peredaran darah janin menuju peredaran
darah dewasa ditentukan oleh :
1.
Berkembangnya paru-paru janin
Berkembangnya paru-paru janin dapat menyebabkan
tekanan negatif dalam paru sehingga dapat menampung darah, untuk melakukan
pertukaran CO2 dan O2 dari udara sehingga terjadi oblitersi pada duktus
arteriosus bothalli.
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium kanan kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium kanan kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat
.
2. Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin
2. Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin
Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan
janin terjadi karena dipotongnya tali pusat sehingga terjadi peredaran darah
pulmonal yang mengakibatkan terjadi pernafasan pulmona. Dengan demikian duktus
arteriosus bothalli tidak berfungsi dan akan mengalami perubahan dan menjadi
ligamentum arteriosum begitu juga dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi
ligamentum teres, duktus venosus arantii menjadi ligamentum venosum serta
foramen ovale menjadi hypogastrik arteries kecuali beberapa cm pertama yang
tetap terbuka sebagai arteri vesical superior. Pemotongan tali pusat sebaiknya
dilakukan setelah bayi menangis dan tali pusat berhenti berdenyut karena dapat
menambah darah dari plasenta sekitar 50 ml s/d 75 ml yang sangat berarti bagi
pertumbuhan janin.
3. Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A)
Terbentuknya
Adult Haemoglobin (Tipe A) sehingga setelah lahir dapat menangkap oksigen dan
melepaskan CO2 melaului pernafasan sehingga terjadi pertukaran O2 dan CO2 di
paru-paru.
PERUBAHAN DAN ADAPTASI FISIOLOGIS DALAM KEHAMILAN TRIMESTER
I, II, DAN III
A. Perubahan
dan Adaptasi fisiologis dalam kehamilan Trimester I
1.
Sistem
reproduksi
a.
Uterus
Selama kehamilan uterus akan
beradaptasi untuk menerima konsepsi sampai persalinan. Uterus memiliki kekuatan
yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih
kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan. Pada
minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti
alvokad.
Perubahan bentuk dan ukuran
uterus
Pada usia kehamilan 12 minggu
uterus berukuran kira-kira seperti buah jeruk besar. Uterus tidak lagi
tranteversi dan antefleksi serta menonjol ke luar dari pelvis dan menjadi tegak
lurus. Fundus dapat di palpasi dari abdomen di atas simfasis pubis (Miller dan
Henretty, 1997). Uterus biasanya condong dan berotasi ke kanan sehingga tepi
kiri uterus berada pada posisi anterior, kemungkinan disebabkan oleh adanya
kolon rektosigmoid pada disi kiri pelvis. (Cunninghamet at 1997).
Ukuran fundus uteri pada
trimester ini :
1)
Pada
usia kehamilan 1 bulan sebesar telur ayam
2) Pada usia kehamilan 2 bulan
sebesar telur angsa
3)
Pada
usia kehamilan 3 setinggi simpysis pubis
b. Serviks
Serviks manusia merupakan organ
yang komplek dan heterogen yang mengalami perubahan yang luar biasa selama
kehamilan dan persalinan. Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi
lebih lunak dan kebiruan. Serviks bersikap seperti katub yang bertanggung jawab
menjaga janin di dalam uterus sampai akhir kehamilan dan selama persalinan.
Selama kehamilan, serviks tetap
tertutup rapat, melindungi janin dari kontaminasi eksternal, dan menahan isi
uterus (Pollar, 1994). Panjangnya tetap 2,5 cm selama kehamilan tapi menjadi
lebih lunak dan membengkak di bawah pengaruh estradiol dan progresteron.
Peningkatan vaskularitas membuatnya berwarna kebiruan.
c.
Vagina
Selama kehamilan, lapisan otot
mengalami hipertrofi, dan estrogen menyebabkan epithelium vagina menjadi lebih
tebal dan vascular. Warna ungu pada vagina kemungkinan disebabkan oleh
hyperemia. Perubahan komposisi jaringan ikat yang mengelilingya meningkatkan
elastisitas vagina dan membuatya lebih mudah mengalami dilatasi ketika bayi
lahir (Llewellyn-Jones, 1999).
Pada trimester pertama ini
terjadi peningkatan pengeluaran cairan dari vagina yang bening, putih dan tidak
berbau dan mulai merembes keluar.
2. Payudara
Selama kehamilan, payudara
bertambah besar, tegang, dan berat. Dapat teraba noduli-noduli, akibat
hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan-bayangan vena lebih membiru.
Hiperpigmentasi pada putting susu dan areola payudara.
Perubahan kronologi payudara
3 – 4 minggu
Sensasi gatal dan kesemutan
karena peningkatan suplai darah terutama di sekitar putting susu.
6 – 8 minggu
Peningkatan ukuran, nyeri
ketegangan dan nodular akibat hipertrofi alveoli, permukaan halus dan kebiruan,
vena tampak terlihat tepat di bawah kulit.
B. Perubahan
dan Adaptasi fisiologis dalam kehamilan Trimester II
1.
Sistem
reproduksi
a.
Uterus
Pada trimester ini uterus akan
terlalu besar dalam rongga pelvis dan seiring perkembangannya, uterus akan
menyentuh dinding abdominal dan hampir menyentuh hati, mendorong usus ke
samping dan ke atas. Pada trimester kedua ini kontraksi dapat dideteksi dengan
pemeriksaan bimanual.
Perubahan bentuk dan ukuran
uterus
Usia kehamilan 16 minggu
Janin sudah cukup besar untuk
menekan ishmus, menyebabkannya tidak berlipat sehingga bentuk uterus menjadi
bulat (Coustan, 1995). Ishmus dan serviks berkembang menjadi segmen bawah
uterus yang lebih tipis dan terdiri atas otot dan pembuluh darah yang lebih
sedikit dari korpus.
Usia kehamilan 20 minggu
Fundus
uterus dapat dipalpasi sejajar dengan umbilicus. Sejak usia kehamilan ini
hingga cukup bulan, bentuk uterus menjadi lebih silindris dan fundusnya bentuk
kubah yang lebih tebal dan lebih bulat. Karena uterus semakin membesar dalam
abdomen tuba uterine secara progresif menjadi lebih ventrikel yang menyebabkan
terjadinya peningkatan tekanan pada ligament lebar dan ligamentum gilig.
b. Serviks
Pada awak trimester ini, berkas
kolagen kurang kuat terbungkus. Hal ini terjadi akibat penurunan konsentrasi
kolagen secara keseluruhan. Dengan sel-sel otot polos dan jaringan elastis,
serabut kolagen bersatu dengan arah pararel terhadap sesamanya sehingga serviks
menjadi lebih lunak tetapi tetap mampu mempertahankan kehamilan.
c.
Vagina
Pada kehamilan trimester kedua
ini terjadinya peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan
biasanya jernih, pada saat ini biasanya agak kental dan mendekati persalinan
agak cair. Yang terpenting adalah tetap menjaga kebersihan. Hubungi dokter atau
tenaga kesehatan lain, jika cairan berbau, terasa gatal, dan sakit.
2. Payudara
Pada trimester kedua ini,
payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang
disebut dengan colustrum. Keluarnya cairan dari payudara itu yaitu colostrums
adalah makanan bayi pertama yang kaya akan protein, colostrums ini akan keluar
bila putting dipencet. Areola payudara makin hitam karena hiperpigmentasi.
Glandula Montgomery makin tampak menonjol di permukaan areola mamae.
C. Perubahan
dan Adaptasi fisiologis dalam kehamilan Trimester III
1.
Sistem
reproduksi
a.
Uterus
Pada akhir kehamilan biasanya
kontraksi sangat jarang dan meningkat pada satu dan dua minggu sebelum
persalinan. Peningkatan kontraksi miometrium ini menyebabkan otot fundus
tertarik ke atas. Segmen atas uterus yang berkontraksi secara aktif menjadi
lebih tebal dan memendek serta memberikan tarikan yang lambat dan stabil
terhadap serviks yang relatif terfiksasi yang menyebabkan dimulainya peregangan
dan pematangan serviks yang disebut dengan pembukaan serviks.
Perubahan bentuk dan ukuran
uterus
Pada usia kehamilan 38 minggu,
uterus sejajar dengan sifisternum. Tuba uterine tampak agak terdorong ke dalam
di atas bagian tengah uterus (Cuningham, et.al., 1997). Frekuensi dan kekuatan
kontraksi otot segmen atas semakin meningkat. Oleh karena itu, segmen bawah
uterus berkembang lebih cepat dan meregang secara radial, yang jika terjadi
bersamaan dengan pembukaan serviks dan pelunakan jaringan dasar pelvis akan
menyebabkan presentasi janin memulai penurunannya ke dalam pelvis bagian atas.
Hal ini mengakibatkan berkurangnya tinggi fundus yang disebut dengan
lightening, yang mengurangi tekanan di dalam pelvis, yang dapat menyebabkan
konstipasi, berkemih dan terkadang meningkatkan rabas vagina (Llewellyn-Jones,
1999).
b. Serviks
Akibat bertambah aktivitas uterus
selama kehamilan, serviks mengalami pematangan secara bertahap, dan kanal
mengalami dilatasi. Secara teoritis, pembukaan serviks biasanya terjadi pada
primigravida selama 2 minggu terakhir kehamilan, tapi biasanya tidak terjadi
pada multigravida hingga persalinan dimulai. Namun demikian, secara klinis
terdapat berbagai variasi tentang kondisi serviks pada persalinan
(Llewellyn-Jones, 199)
Pembukaan serviks merupakan
mekanisme yang terjadi saat jaringan ikat serviks yang keras dan panjang secara
progresif melunak dan memedek dari atas ke bawah. Serat otot yang melunak
sejajar os serviks internal tertarik ke atas, masuk ke segmen bawah uterus, dan
berada di sekitar bagian presentasi janin dan air ketuban. Kanal yang tadi
berukuran kira-kira 2,5 cm menjadi orifisium dengan bagian tepinya setipis
kertas.
c.
Vagina
Dinding vagina mengalami banyak
perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu
persalinan dengan meningkatkan ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat,
dan hipertrofi otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangya
dinding vagina. Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi dengan gambaran
seperti paku sepatu.
Peningkatan volume sekresi vagina
juga terjadi, dimana sekresi akan berwarna keputihan menebal, dan pH antara 3,5
– 6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glokogen yang
dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus acidopillus.
2. Payudara
Di akhir kehamilan kolostrum
dapat keluar dari payudara, progesterone menyebabkan putting lebih menonjol dan
dapat digerakkan. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi
karena hormon prolaktin di tekan oleh prolactin inhibiting hormone. Setelah
persalinan kadar progesteron dan esterogen akan menurun sehingga pengaruh
inhibis progresteron terhadap laktalbumin akan hilang. Peningkatan prolaktin
akan merangsang sintesis laktose dan akhirnya akan meningkatkan produksi air
susu. Pada bulan yang sama areola akan lebih besar dan kehitaman.
DAFTAR PUSTAKA
Suddart, dkk, 2002. Keperawatan
Medikal-Bedah. Jakarta : EGC
Daldiyono, dkk, 1990. Gastrointestinologi
Hepatologi. Jakarta : CV. Agung Seto
Suriadi, Skp, MSN. Asuhan
Keperawatan pada Anak. 2006. Jakarta : CV Agung Seto
http://nacel.wordpress.com
Komentar
Posting Komentar